Teori Kepribadian Yang Memakai Cara Pendekatan Lain
Beserta Tokoh-Tokoh Psikologi Sastra
1.
Psikologi Analisis Teori
Sigmund Freud (1856-1939)
Teori kepribadian Freud dapat diikhtisarkan dalam rangka
struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian.
A. Struktur
Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian itu terdiri atas
tiga sistem atau aspek, yaitu:
1) Das
Es (the id), yaitu aspek biologis,
2) Das
Ich (the ego), yaitu aspek psikologis,
3) Das
Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis.
Kendatipun ke tiga aspek itu masing-masing
mempunyai fungsi, prinsip kerja, sifat, dan dinamika sendiri-sendiri, namun
ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga sukar (tidak mungkin) untuk
memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.
1) Das Es
Das
atau aspek biologis daripada kepribadian ini adalah aspek yang orisinal. Dari
aspek inilah kedua aspek yang lain diasalkan. Das Es berfungsi dengan
berpegang kepada prinsip “kenikmatan” (lustprinzip pleasure principle), yaitu
mencari keenakan dan menghindarkan diri dari ketidakenakan. Untuk menghilangkan
ketidakenakan itu Das Es mempunyai dua macam cara, yaitu:
a)
Refleks dan reaksi-reaksi
otomatis, seperti bensin, berkedip, dan sebagainya.
b)
Proses primer, seperti kalau
orang lapar lalu membayangkan makanan.
Akan
tetapi jelas kiranya bahwa cara ada yang demikian itu tidak mungkin
dipertahankan orang yang lapar tidak akan menjadi kenyang dengan membayangkan
makan. Karena itulah dengan sendirinya dibutuhkan adanya aspek lain yang
menghubungkan pribadi dengan dunia objektif. Aspek ini ialah Das Ich.
2.
Das Ich
Das
Ich atau aspek psikologis dari kepribadian ini timbul dari kebutuhan organisme
untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara realistis. Di dalam
berfungsinya Das Ich itu berpegang kepada prinsip “realistas” (realitatsprinzip
reality principle). Tujuannya masih dalam garis kepentingan organisme, yaitu
mendapatkan keenakan dan menghindarkan diri dari ketidak enakan, tetapi dalam
bentuk dan cara yang sesuai dengan kondisi-kondisi dunia rill sesuai dengan kenyataan.
Baik itu kenyataan benda-benda maupun kenyataan nilai –nilai sosial.
3.
Das Ueber Ich
Das
ueber ich atau aspek sosiologis dari kepribadian ini merupakan wakil
nilai-nilai tradisional serta cita-cita mesyarakat sebagaimana ditafsirkan
orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan (dimasukkan) dengan berbagai
perintah dan larangan. Das ueber ich
lebih merupakan hal yang “ideal” daripada hal yang “rill”, lebih merupakan
kesempurnaan daripada kesenangan. Karena itu das ueber ich dapat pula dianggap
sebagai aspek moral daripada kepribadian. Fungsinya yang terutama ialah
menentukan apakah sesuatu susila atau tidak susila, pantas atau tidak pantas,
benar atau salah, dan dengan dan dengan berpedoman ini pribadi dapat bertindak
dalam cara yang sesuai dengna moral masyarakat. Berfungsinya Das Ueber Ich
itu dapat kita lihat dalam berhubungan dengan ketiga aspek daripada kepribadian
itu, yaitu:
a)
Merintangi impuls-impuls Das
Es, terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat
ditentang oleh masyarakat.
b)
Mendorong Das Ich
untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis.
c) Mengejar
kesempurnaan.
B. Dinamika
Kepribadian
Freud beranggapan bahwa dinamika
kepribadian ini dimungkinkan oleh adanya energi yang ada di dalam kepribadian
itu. Energi ini yang dinamakannya energi psikis, diasalkan dari energi
fisiologis di dalam insting-insting, jadi insting-insting itu dapat dimisalkan
sebagai reservoir energi psikis. Perkembangan Kepribadian Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para
pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku. Psikologis manusia Sigmund
Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal
6 Mei1856 dan
meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya
dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga
"psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya.
Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan
menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis
dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang
terkenal adalah Carl Gustav
Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "psikologi analitis"(Analitycal
psychology) dan"psikologi individual" (Individual sychology) bagi ajaran masing-masing.
C. Karya-Karya
Sigmund Freud
Sigmund Freud
disamping menjadi seorang psikolog juga mempunyai kelebihan lain yaitu dalam bidang sastra.
Gaya bahasa Sigmund Freud yang bermutu tinggi telah diketahui semenjak ia masih
duduk di bangku sekolah. Pada tahun 1930 Sigmund Freud pernah menjadi orang
keempat penerima hadiah Goethe dibidang kesusastraan yang diberikan di kota
Frankfrut. Dalam kumpulan karya-karya Sigmund Freud terdapat lebih banyak
rujukan terhadap Goethe dan Shakespeare dari pada terhadap tulisan ahli jiwa
manapun. Sigmund
Freud menganggap dirinya sebagai seorang ilmuwan dan tentu saja bukan sebagai
seorang filosof dalam pengertian teknis. Dia tidak tertarik pada bidang
filsafat meskipun dia pernah menerjemahkan buku-buku karya John Stuarth Mill. Sedangkan sifat Sigmund Freud yang pemalu sangat
mempengaruhi penulisan otografinya yang hampir seluruhnya terarah pada
perkembangan psikoanalisa dan hampir tidak menceritakan
tentang kehidupan pribadinya. Pada tahun 1885 M. Ia menulis
surat kepada tunangannya dan menyatakan bahwa selama empat belas tahun
terakhir, Sigmund Freud menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk menyelidiki
rahasia pribadi orang lain yang ingin disembunyikan Sigmund Freud sendiri
sangat enggan mengungkapkan rahasia pribadinya
kepada orang lain. Sebagai seorang ilmuan Sigmund
Freud tidak kalah cakapnya dengan ilmuan-ilmuan lain, dimana Sigmund Freud juga
memiliki karya tulis yang banyak sekali.
Secara garis besar karya-karya
Sigmund Freud dapat diklasifikasikan kedalam tiga periode:
1. Periode
pertama (1895 – 1905)
Periode pertama merupakan
terbentuknya teori psikoanalisa. Penemuan Sigmund Freud yang paling fundamental
adalah peranan dinamis
ketidaksadaran dalam hidup psikis manusia, karena pada waktu itu psikis
disamakan begitu saja dengan kesadaran.
Untuk yang pertama kali dalam sejarah psikis Sigmund Freud menjelaskan bahwa
hidup psikis manusia sebagian besar berlangsung pada taraf tidak sadar. Dalam
karyanya yang diterbitkan selama periode ini, penemuan-penemuan yang
fundamental ini dilukiskan dari berbagai segi dan dalam karya-karyanya tersebut, Sigmund Freud menerangkan tentang semua unsur hakiki psikianalisa
yang telah di rumuskan. Buku yang pertama yang telah ditulis Sigmund Freud
dalam kerja sama dengan dokter Josep Breuer: “Studi-Studi Tentang Histeri”
(1895), merupakan laporan tentang permulaan penemuan Sigmund
Freud.
yang realistis serta mengejar kesempurnaan yang
diserap individu dari lingkungannya. Sedangkan
dalam superego yang
bersifat ideal, Freud membaginya kedalam dua kumpulan yaitu suara hati
(cansience) dan ego ideal. Kata
hati didapat melalui hukuman oleh orang tua, sedangkan ego ideal dipelajari melalui penggunaan penghargaan.
Superego dapat
obyektif dan lingkungan proses rohaniah yang lebih tinggi maka superego dapat dianggap sebagai hasil
sosialisasi dengan adat tradisi kebudayaan. Superego dalam peranannya sebagai penguasa dari dalam dirinya
kemudian mengambil
tindakan serangan terhadap ego. Setiap kali ego mengandung pikiran untuk memusuhi atau membrontak
terhadap seorang yang berkuasa di luar. Oleh karena itu ego merupakan
agen dari penghidupan superego dengan jalan berusaha untuk menghancurkan ego mempunyai
tujuan yang sama dengan keinginan mati yang semula dalam ide. Itulah sebabnya maka superego dikatakan menjadi agen dari naluri-naluri
kematian.Salah satu msalah yang bayak dibicarakan oleh para ahli ialah jumlah
dan macam-macamnya instink. Untuk menyebutkan beberapa macam saja misalnya
James mengemukakan 32 macam
instink, Mc Dougall mengemukakan 14 dan kemudian 18 macam instink, Thorndike
mengemukakan 40 macam atau lebih, Angel mengemukakan 16 macam. Freud tidak berusaha memberikan jumlah serta macam-macamnya instink
itu sebab dia beranggapan bahwa keadaan tubuh tempat bergantungnya instink itu
tidak cukup dikenal. Mengenal keadaan tubuh
bukanlah tugas ahli psikologi, melainkan tugas ahli fisiologi. Walaupun
demikian menerima bahwa bermacam-macam instink itu dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok, menurut Freud di dalam diri kita ini ada dua
macam (lebih tepatnya dua kelompok) insting-insting, yaitu:
1) Insting-isnting
hidup, dan
2) Insting-insting
mati.
1) Insting-insting
hidup
Fungsi insting-insting hidup ialah melayani maksud
individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk utama daripada
insting-isnting hidup ini ialah insting-insting makan, minum, seksual. Bentuk
energi psikis yang dipakai oleh insting-insting hidup ini disebut “libido”.
Walaupun freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, namun dalam
kenyataannya yang diutamakan adalah insting seksual (terutama pada masa-masa
permulaan teorinya, sampai kira-kira tahun 1920).
2) Insting-insting mati
Insting-insting mati ini yang disebut juga
insting-insting merusak, (destruktif) brefungsinya kurang jelas jika dibandingkan
dengan insting-insting hidup, karena itu juga kurang dikenal. Namun adalah
suatu kenyataan yang tak dapat diingkari, bahwa manusia itu pada akhirnya mati
juga. Inilah yang menyebabkan Freud merumuskan, bahwa “Tujuan semua hidup
adalah mati”. Suatu penjelmaan daripada insting mati ini ialah dorongan
agresif.
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi
psikis itu dipergunakan oleh Das Es, Das Ich, dan Das Ueber Ich.
Oleh karena banyaknya energi itu terbatas, maka akan terjadi semacam persaingan
di antara ketiga dalam hal menggunakan energi psikis itu. Menjadi lebih kuatnya
psikis, dengan sendirinya (otomatis) berarti menjadi lebih lemahnya aspek-aspek
yang lain lagi.
Pada mulanya hanya Das Eslah yang memiliki semua
energi psikis itu. Tetapi karena dia sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhannya,
maka dia memberikan sebagian dari energinya kepada kedua aspek yang lain yang
juga akan mempergunakannya untuk kepentingan organisme itu sendiri hanya cara
dan bentuknya yang berbeda.
Mana di antara ketiga aspek itu yang paling banyak
mempergunakan energi psikis itu juga berpengaruh terhadap bentuk tingkah laku
yang dilakukan oleh orang.
a) Apabila
Das Es menguasai sebagian besar dari energi psikis itu maka
tindakan-tindakannya akan bersifat primitif, impulsif, agresif. Dia akan
mengumbar dorongan-dorongan primitifnya.
b) Apabila
Das Ich yang menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka pribadi akan
bertindak dalam cara-cara yang realistis dan rasional-logis. Pikiran
rasional-logis di sini memegang peranan terpenting.
c) Apabila
yang menguasai sebagaian besar energi psikis itu Das Ueber Ich, maka orang akan
mengejar hal-hal yang moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna, yang kadang-kadang
kurang rasional.
d) Perkembangan
Kepribadian
Secara sederhanya dapat dikatakan, bahwa
perkembangan kepribadian adalah belajar mempergunakan cara-cara baru dalam
mereduksikan tegangan yang timbul karena individu menghadapi berbagai hal yang
dapat menjadi sumber tegangan (tension). Adapun sumber tegangan yang pokok
ialah (1) proses pertumbuhan fisiologis,
(2) frustasi, (3) konflik, dan (4) ancaman.
Karena orang menghadapi salah satu atau lebih daripada
sumber tegangan itu, maka timbullah rasa tidak enak, tidak aman di dalam
dirinya jadi timbul tegangan. Individu tidak akan tinggal diam dalam keadaan
yang tidak enak atau tidak aman itu (karena psrinsipnya adalah menghindarkan
diri dari ketidakenakan), maka dia akan berusaha mendapatkan cara-cara tertentu
untuk mengurangi atau menghilangkan tegangan yang menimbulkan rasa tak enak
itu. Apabila dia telah mendapatkan cara itu, maka dia telah belajar dia telah
lebih maju lagi dengan kata lain dia telah lebih berkembang
Adapun cara yang paling pokok yang dipergunakan individu
untuk mereduksikan tegangan itu ialah identifikasi dan pemindahan objek .
identifikasi di sini dapat diberi arti sebagai metode atau cara yang
dipergunakan oleh individu untuk menghadapi orang lain dan membuatnya menjadi
bagian daripada kepribadiannya. Di dalam menghadapi hal yang menimbulkan
tegangan atau rasa tidak enak seringkali individu belajar bahwa dia dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa tidak enak itu dengan cara bertingkah laku
seperti orang lain (seperti ayahnya, seperti ibunya, seperti gurunya, dan
sebagainya). Berbuat dalam cara seperti orang lain inilah identifikasi. Anak
mula-mula mengidentifikasikan diri dengan orang tua karena memandang orang tua
adalah omnipotent, serba dapat. Selanjutnya makin bertambah umur anak maka
objek identifikasi itu berubah-ubah dan bertambah. Dalam pada itu perlu
dicatat, bahwa dalam identifikasinya, melainkan dia hanya akan mengambil
aspek-aspek yang dapat membantunya mengurangi tegangan saja.
Tentang pemindahan atau penggantian
objek itu soalnya adalah begini. Kalau telah timbul sesuatu kebutuhan atau
dorongan maka tegangan yang ada dalam diri orang hanya dapat dihilangkan atau
dikurangi kalau dia telah mendapatkan apa yang dibutuhkannya itu. Dalam banyak
hal, orang karena berbagai alasan tidak dapat memenuhi apa yang diinginkannya
itu. Karena itu dia harus belajar mengganti objek yang diinginkannya itu dengan
objek yang lain supaya tegangan yang timbul dalam dirinya itu dapat dihilangkan
atau paling tidak dikurangi. Inilah yang disebut pemindahan objek yang sangat
terkenal adalah sublimasi yaitu, pemindahan objek dalam bentuk-bentuk yang
dapat diterima oleh masyarakat.
Kecuali identifikasi dan pemindahan
objek itu, di dalam perkembangan individu sering pula terbentuk berbagai macam
mekanisme pertahanan, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku yang demi keamanan Das
Icb supaya jangan sampai ada rasa tidak enak atau tegangan, bagitu saja
(mekanis) dilakukan. Beberapa bentuk mekanisme pertahanan itu, yang populer,
antara lain ialah:
1) Proyeksi
2) Fiksasi
3) Regresi
4) Isolasi
5) Rasionalisasi
6) Transkulpasi
(1) Proyeksi
Proyeksi adalah secara begitu saja (tidak sadar, mekanis)
menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada sendiri pada objek di luar diri,
sehingga sifat-sifat batin sendiri itu diamati atau dihayati sebagai
sifat-sifat orang lain atau sifat-sifat benda di luar dirinya. Misalnya
seseorang yang membenci orang lain, menghayati seolah-olah orang lain itulah
yang benci kepadanya (karena membenci orang lain itu bertentangan dengan norma
masyarakat).
(2) Fiksasi
Fiksasi adalah berhenti pada suatu fase perkembangan
tertentu yang seharusnya sudah ditinggalkannya, karena melangkah ke fase yang
lebih lanjut itu menimbulkan ketakutan atau rasa tidak enak. Misalnya seorang
pemuda takut kawin, karena takut kehilangan kasih sayang seorang ibunya.
(3) Regresi
Regresi adalah kembali lagi ke fase yang telah pernah
ditinggalkannya karena menghadapi situasi yang baginya mengandung bahaya.
Misalnya seorang anak yang tadinya sudah tidak “ngompol”, ketika adiknya lahir
dia lalu “ngompol” lagi.
(4) Isolasi
Isolasi adalah menyisihkan (mengisolir) sesuatu dan
menganggapnya sebagai hal yang tidak penting. Misalnya seseorang yang sukar
belajar statistika, menganggap bahwa statistika itu sebenarnya tidak penting.
(5) Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah memberikan
alasan yang rasional kepada suatu kejadian, sehingga kejadian yang jika
sekiranya tanpa alasan yang demikian itu baginya akan menimbulkan
ketidakenakan. Jadinya timbul ketidakenakan itu. Misalnya saja seorang murid
yang datang terlambat karena terhalang kereta api yang sedang lewat segera
mengatakan kepada gurunya sesampainya dia di dalam kelas bahwa dia terlambat
karena terhalang oleh kereta api. Dan dengan perbuatannya itu dia merasa aman.
(6) Transkulpasi
Transkulpasi adalah
mengakmbinghitamkan pihak lain, walaupun diri sendiri sebenarnya yang membuat
kesalahan. Misalnya seorang mahasiswa menempuh ujian secara laisan, dan dia
tidak lulus. Sesampainya disampaikannya kepada teman-temannya ialah bagaimana
si dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sepantasnya tidak diberikan
kepadanya.
2. Psikologi
Analitis, Teori Carl gustav Jung (1875)
Jung mula-mula adalah murid freud dan bekerja sama dengan freud. Dikenal mengembangkan
Analytical Psychology.
jung juga mengajukan keberatan terhadap beberapa konsep
utama Freud yang menyebabkan hubungan keduanya renggang dan retak. Perbedaan
utama Jung dan Freud terletak pada pandangan mereka tentang ketidaksadaran.
Meskipun keduanya sama-sama menekankan ketidaksadaran sebagai penentu perilaku
manusia (bahkan Jung lebih kuat dalam hal ini), tapi mereka berbeda posisi
tentang asal ketidaksadaran ini. Freud mengatakan bahwa unsur seksual adalah
faktor utama dan dominan dalam ketidaksadaran sementara Jung sangat tidak
setuju dgn pandangan ini dan menyatakan bahwa sumber ketidaksadaran adalah
warisan dari nenek moyang sehingga sifatnya sosial dan tergantung kelompok ras.
Tetapi karena perbedaan-perbedaan pendirian, akhirnya
memisahkan diri dan mendirikan aliran sendiri yang diberinya nama Psikologi
Analitis. Dia tidak berbicara tentang kepribadian tetapi berbicara tentang psike.
Adapun yang dimaksud dengan psike oleh jung ialah segala peristiwa
psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi psike dapat
kita artikan kepribadian. Menurut jung kepribadian itu terdiri dari dua alam
yaitu:
a) Alam
sadar (kesadaran), yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia luar,
dan
b) Alam
tak sadar (ketidaksadaran), yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap
dunia dalam yaitu dunia batin sendiri.
A. Dinamika kepribadian
Jung dilahirkan pada tanggal
26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pada tanggal 6 Juni 1961 diKusnach,
Swiss. Ia lulus dari Fakultas kedokteran Universitas Basle pada tahun 1900.
Pada tahun1923 ia berhenti menjadi dosen untuk mengkhususkan dirinya dalam
riset-riset. Sejak 1906 iamulai tulis menulis surat kepada Sigmund Freud yang
baru dijumpainya pertama kali setahun kemudian yakni tahun 1907. Pertemuan yang
terjadi di Wina tersebut sangat mengesankankedua belah pihak, sehingga terjadi
tali persahabatan antara mereka. Freud begitu menaruh kepercayaan kepada Jung,
sehingga Jung dianggap sebagai orang yang patut menggantikanFreud di kemudian
hari.Carl Gustav Jung adalah murid Sigmund Freud. Freud adalah adalah penggagas
psikoanalisa yangmerupakan seorang Jerman keturunan Yahudi. Ia dilahirkan pada
tanggal 6 Mei 1865 di Freiberg,dan pada masa bangkitnya Hitler ia harus
melarikan diri ke Inggris dan meninggal di London padatanggal 23 September
1939. Meskipun mengambil beberapa pendapat gurunya, ia tidak sepenuhnya
sependapat denganFreud, terutama karena gurunya tersebut terlalu menekankan
pada seksualitas dan berorientasi terhadap materialistis dan biologis di dalam
menjelaskan teoriteorinya
B. Struktur
Kesadaran
Menurut Jung, Psyche adalah
kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku
baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama
lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari:
1. Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang
terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaansadar. Ego bekerja
pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuita sseseorang.
Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan
ditampilkansecara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan
bagian manusia yangmembuat ia sadar pada dirinya.
2. Personal
Unconscious
Struktur psyche ini merupakan
wilayah yang berdekatan dengan ego Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang
pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengancara repression atau
suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan
kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam
personal unconscious dapatdilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa
juga karena desakan dari pihak luar yangkuat dan lebih berkuasa. Kompleks
adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran daningatan-ingatan
yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik
atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik,
semakinkuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah
laku manusia. Kepribadiandengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan
dan persepsi yang dikandung olehkompleks itu.
3. Collective
Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang
diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yangtidak hanya meliputi sejarah
ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi
atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri daribeberapa
Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal
yangditurunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan
gambaran-gambaran yangberkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh
generasi terentu secara hampirmenyeluruh dan kemudian ditampilkan
berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang
dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu
sistem sendiri.
Empat archetype yang penting dalam membentuk
kepribadianseseorang adalah :
a. Personal
Merupakan
topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan
dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri
b. Anima &
Animus
Merupakan
elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadapsifat bisexual
manusia. Anima Adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada
laki-laki,sedangkan Animus Adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada
perempuan
c. Shadow
Adalah
archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusiadalam
evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih
tinggi.
d. Self
Secara
bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara
psikologisdidefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen
kepribadianterkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah
self-actualization, merupakantujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia
tetapi jarang tercapai.
Kesadaran mempunyai komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang keduanya mempunyai
perannya masing-masing dalam orientasi manusia terhadap dunianya.
1) Fungsi
jiwa
Jung mengemukakan adanya empat macam fungsi jiwa, yang
dua rasional yaitu pikiran dan perasaan
sedang yang dua lagi irrasional yaitu pendirian dan intuisi. Dalam berfungsinya
fungsi-fungsi yang rasional bekerja dengan penilaian. Pikiran melihat segala
sesuatu menurut kriteria benar atau salah sedangkan melihat segala sesuatu
berdasar kriteria menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kedua fungsi yang
irrasional di dalam berfungsinya tidak memberikan penilaian melainkan hanya
semata-mata mendapat pengamatan, pendirian mendapatkan pengamatan dengan sadar
indriah sedangkan intuisi mendapatkan pengamatan secara tak sadar naluriah. Hal
yang telah dikemukakan itu secara bagan dapat digambarkan seperti tabel berikut
ini.
Pada dasarnya setiap manusia
memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan tetapi biasanya hanya salah satu fungsi
saja yang paling berkembang (dominan). Fungsi yang dominan itu merupakan fungsi
superior, dan menentukan tipe orang-orangnya. Jadi berdasarkan atas dominasi
fungsi jiwa itu menurut jung ada empat macam tipe manusia yaitu:
a) Tipe
pemikir
b) Tipe
perasa
c) Tipe
pendria
d) Tipe
intuitif
Fungsi jiwa
|
Sifatnya
|
Cara bekerjanya
|
Pikiran
Perasaan
Pendirian
Intuisi
|
Rasional
Rasional
Irrasional
Irrasional
|
Dengan penilaian:
benar-salah
Dengan penilaian: senang
tak senang
Tanpa penilaian: sadar
indriah
Tanpa penilaian: tak sadar
naluriah
|
2) Sikap
jiwa
Sikap jiwa ialah arah daripada energi
psikis atau libido, yang menjelma dalam orientasi manusia terhadap dunianya.
Arah aktivitas psikis itu dapat ke luar atau ke dalam dan demikian pula arah
orientasi manusia dapat ke luar ataupun ke dalam. Apabila orientasi terhadap
segala suatu itu sedemikian rupa sehingga keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakannya tidak dikuasai oleh pendapat-pendapat subjektifnya
melainkan temukan oleh faktor-faktor obejektif, faktor-faktor luar maka orang
yang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstravers. Dan apabila
orientasi terhadap segala suatu ini sedemikian rupa sehingga
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakannya tidak dikuasai oleh
pendapat-pendapat subjektifnya melainkan temukan oleh faktor-faktor objektif,
faktor-faktor luar maka orang yang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstravers.
Dan apabila orientasi ini menjadi kebiasaan maka orangnya dikatakan bertipe
ekstravers.
Sebaliknya ada orang yang mempunyai
orientasi dan tipe introvers. Yaitu kalau dalam menghadapi segala sesuatu
faktor-faktor yang terutama berpengaruh adalah faktor-faktor subjektif, yaitub
faktor-faktor yang berasal dari dunia batin sendiri.
Jadi berdasarkan atas sikap jiwa ini, Jung membedakan
manusia menjadi dua tipe, yaitu:
a) Tipe
ekstravers, dan
b) Tipe
introvers
Baik fungsi jiwa maupun sikap jiwa adalah keadaan
kesadaran manusia. Jadi kalau didasarkan atas kedua komponen kesadaran itu,
maka kita dapatkan adanya 4 x 2 = 8 tipe. Tipe-tipe tersebut secara garis
besarnya adalah seperti yang terlihat pada tabel di halaman berikut ini.
Sikap jiwa
|
Fungsi jiwa
|
Tipe
|
ketidaksadarannya
|
Ekstravers
|
Pikiran
Perasaan
Pendriaan
Intuisi
|
Pemikir ekstravers
Perasaan ekstravers
Pendria ekstravers
Intuitif ekstravers
|
Perasaan intravers
Pemikir introvers
Intuitif introvers
Pendria intravers
|
Introvers
|
Pikiran
Perasaan
Pendriaan
Intuisi
|
Pemikir introvers
Perasaan introvers
Pendria introvers
Intuitif intovers
|
Perasaan ekstravers
Pemikir ekstravers
Intuitif ekstravers
Pendria ekstravers
|
3) Personal
Kedua hal yang telah dibicarakan itu, yaitu
fungsi jiwa dan sikap jiwa. Jung mengemukakan pengertian lain untuk membahas
masalah kesadaran itu yaitu persona. Apa yang dimaksud dengan persona oleh jung
ialah cara seseorang dengan sadar menampakan diri ke luar. Bagaimana dia
menunjukkan dirinya kepada sesama manusia sebgaimana terjelma dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatannya. Persona ini dapat benar-benar sesuai dengan keadaan
pribadi yang sebenarnya tetapi dapat juga merupakan semacam topeng di mana si
pribadi itu menyembunyikan kelemahan-kelemahannya.
Misalnya seorang pembesar yang sebenarnya
tidak cakap ke mana-mana dia berlagak “sok pembesar”, seorang seniman yang
kurang berhasil ke mana-mana berlagak “sok seniman”, dan sebagainya.
Struktur ketidaksadaran
Ketidaksadaraan
ini terdiri dari dua alam atau bagian lagi, yaitu:
1) Ketidaksadraan
pribadi, dan
2) Ketidaksadaran
kolektif.
1) Ketidaksadaran
pribadi,
yaitu bagian daripada alam ketidaksadaran
yang diperoleh oleh individu selama sejarah hidupnya, pengalaman pribadi. Hal
yang tergolong pada daerah ketidaksadran pribadi ini misalnya isi-isi ingatan,
hal-hal yang tertekan. Pokoknya segala sesuatu yang pernah dialami oelh
individu yang bersangkutan.
2) Ketidaksadaran
kolektif
Adalah bagian daripada ketidaksadraan itu
yang diperoleh oleh individu dari warisan nenek moyangnya yaitu hal-hal yang
diperoleh manusia (sebagai jenis) di dalam perkembangannya.
Ketidaksadaraan
harus dikembangkan dan dipahami
Jung
berpendapat bahwa ketidaksadraan itu kerapkali tidak dimengerti oleh orangnya
sendiri. Dan hal ini dapat menjadi sumber ketidaktenangan. Hal-hal yang tidak
disadari itu menuntut kompensasi dan hal ini membawa kegoncangan batin. Kecuali
itu kalau orang makin mengenal ketidaksadarannya sendiri, dia akan lebih dapat
menerima dirinya menurut keadaannya yang sewajarnya dan ini kerapkali merupakan
modal untuk dapat lebih menerima orang lain.
3. Psikologi Analisis Teori Alfred Adler
(1870-1937)
Seperti jung, adler mula-mula juga murid freud
tetapi yang kemudian karena perbedaan-perbedaan pendapat memisahkan diri dan
mendirikan aliran tersendiri. Teori adler ini dapat kita pahami lewat
pengertian-pengertian pokok yang dipergunakannya untuk membahas kepribadian.
Adapun pengertian-pengertian pokok tersebut adalah seperti yang dikemukakan
berikut ini.
a. Individualitas
Sebagai Pokok Persoalan
Adler memberi tekanan kepada pentingnya
sifat khas (unik) daripada kepribadian, yaitu individualitas, kebulatan serta
sifat-sifat khas pribadi manusia. Tiap orang adalah konfigurasi sifat-sifat,
serta nilai-nilai yang khas tiap tindakan yang dilaksanakan oleh seseorang
membawakan corak khas gaya hidupnya yang bersifat individual.
b. Pandangan
Teologis
Adler sangat terpengaruh oleh “filsafat
seakan-akan” yang dirumuskan oleh Hans Vaihinger dalam bukunya yang berjudul
Die Philosophie des Als-Ob Vaihinger mengemukakan bahwa manusia hidup dengan
berbagai macam cita-cita atau pikiran yang semata-mata bersifat semua, tidak
ada kenyataanatau pasangannya di dalam dunia realitas. Gambaran-gambaran semua
yang demikian itu misalnya: “semua manusiaditakdirkan sama”, “kejujuran poltik
yang paling baik”, “tujuan mengesahkan alat”, dan sebagainya. Gambaran-gambaran
semua itu adalah penuntut manusia dalam menghadapi realitas yang kalau
kegunaannya telah habis dapat dibuang.
Terpengaruh oleh pikiran yang terdapat
dalam pendapat vaihinger tersebut, adler berpendapat bahwa manusia lebih
didorong oleh harapan-harapannya mengenai masa depan daripada
pengalaman-pengalamannya di masa lampau. Tujuan itulah yang memberi alasan
kepada segala aktivitas manusia dan tidak terletak di masa depan sebagai bagian
daripada suatu rancangan teleologis, melainkan ada di dalam diri orang yang
bersangkutan (ada cara subjektif) pada waktu-waktu ini. karena tujuan itu yang
memberi alasan kepada segala tingkah laku manusia, maka untuk dapat memahami
tingkah laku manusia yang sangat perlu ialah memahami tujuannya. Tujuan yang
ingin dikejar itu mungkin hanya merupakan suatu fiksi kendatipun demikian
merupakan pelecut yang menggerakan segala usaha dan tingkah lakunya.
c.
Dua Dorongan Pokok
Di dalam diri manusia terdapat dua macam dorongan pokok
yang mendorong dan melatarbelakangi segala tingkah lakunya, yaitu:
1) Dorongan
kemasyarakatan, yaitu dorongan yang mendorong manusia untuk bertindak yang
mengabdi kepada masyarakat.
2) Dorongan
keakuan, yang mendorong manusia untuk bertindak yang mengabdi kepada aku
sendiri.
Kedua dorongan itu pada dasarnya telah ada sejak anak
lahir tetapi perkembangannya tergantung kepada keadaan di mana anak itu hidup
dan dibesarkan.
1) Mula-mula,
manusia itu didorong oleh dorongan keakuan, yaitu dorongan untuk mengejar
kekuasaan dan kekuatan untuk mencapai konpensasi bagi rasa rendah dirinya.
2) Selanjutnya
manusia didorong oleh dorongan kemasyarakatan yang menyebabkan dia menempatkan
kepentingan sendiri di bawah kepentingan umum.
d. Rasa
Rendah Diri dan Konpensasi
Apabila orang gagal dalam mengejar sesuatu
maksud atau memiliki jasmani yang kurang sempurna maka timbullah perasaan tidak
enak pada dirinya karena dirinya merasa tidak atau kurang berharga untuk dapat
mencapai tujuan itu atau untuk dibandingkan dengan sesamanya. Perasaan yang
demikian itu secara teknis disebut rasa rendah diri. Orang mendapatkan
pengalaman yang demikian itu yaitu yang mengalami rasa rendah diri tidak akan
tinggal diam. Dia akan berusaha meniadakan perasaan tersebut dengan menebus
atau mencari pemulih. Penebus atau pemulih atulah yang disebut konpensasi. Jadi
kompensasi itu adalah akibat yang wajar (yang seharusnya) daripada rasa rendah
diri.
Arti
individual Psychologie
Individual psychologie mempunyai arti
penting sebagai cara untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak
mementingkan perumusan-perumusan yang teliiti, melainkan lebih mementingkan
penyusunan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia. Karena itu
justru di dalam lapangan pendidikan pengaruh aliran ini besar, karena
petunjuk-petunjuk itu sangat berguna di dalam praktik pendidikan.
1. Aliran
ini menghendaki ditentukan tujuan-tujuan yang susila, seperti:
a) Keharusan
memikul tanggung jawab
b) Keharusan
menghadapi kesukaran-kesukaran hidup
c) Mengikis
dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyrakatan
d) Menyelami
diri sendiri dan membuka kecendrungan-kecendrungan egoistis yang tersembunyi
untuk kemudian memberantasnya.
2. Optimisme
dalam bidang pendidikan
Mengenai pengaruh pendidikan aliran ini
berpandangan optimistis. Kepribadian terutama diberi bentuk oleh pendidikan.
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian
komponen - komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan
menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme Wundt.
Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi
bagian-bagian kecil.
Psikologi Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan
konfigurasi atau bentuk yang utuh. Suatu gestalt dapat berupa objek yang
berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian
objek akan mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Istilah “Gestalt”
mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.
Sejalan dengan itu, gestalt menunjukkan premis dasar sistem
psikologi yang mengonseptualisasi berbagai peristiwa psikologis sebagai
fenomena yang terorganisasi, utuh dan logis. Pandangan ini menjelaskan
integritas psikologis aktivitas manusia yang jelas. Menurut para gestaltis,
pada waktu itu psikologi menjadi kehilangan identitas jika dianalisis menjadi
komponen-komponen atau bagian-bagian yang telah ada sebelumnya.
Sejarah dan latar belakang psikologi gestalt
Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme
Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam
elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu
sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang. Teori ini dibangun oleh
tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan
apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Psikologi gestalt adalah gerakan jerman yang secara langsung menantang
psikologi strukturalisme Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi aksi
dari Brentano, Stumpf dan akademi Wurzburg di jerman, yang berupaya
mengembangkan alternatif bagi model psikologi yang diajukan oleh model ilmu
pengetahuan alam reduksionistik dan analitik dari Wundt. Gerakan gestalt lebih
konsisten dengan tema utama dalam filsafat jerman yakni aktivitas mental dari
pada sistem Wundt. Psikologi gestalt didasari oleh pemikiran Kant tentang teori
nativistik yang mengatakan bahwa organisasi aktivitas mental membuat individu
berinteraksi dengan lingkungannya melalui cara-cara yang khas. Sehingga tujuan
psikologi gestalt adalah menyelidiki organisasi aktivitas mental dan mengetahui
secara tepat karakteristik interaksi manusia-lingkungan. Hingga pada tahun
1930, gerakan gestalt telah berhasil menggantikan model wundtian dalam
psikologi Jerman. Namun, keberhasilan gerakan tersebut tidak berlangsung lama
kerena munculnya hitlerisme. Sehingga para pemimpin gerakan tersebut hijrah ke
Amerika.
Psikologi gestalt diawali dan dikembangakan melalui tulisan-tulisan tiga tokoh
penting, yaitu Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Ketiganya
dididik dalam atmosfer intelektual yang menggairahkan pada awal abad 20 di
Jerman, dan ketiganya melarikan diri dari kejaran nazi dan bermigrasi ke
Amerika. Tetapi di Amerika psikologi gestalt tidak memperoleh dominasi seperti
di Jerman. Hal ini dikarenakan psikologi Amerika telah berkembang melalui
periode fungsionalisme dan pada tahun 1930-an didominasi oleh behaviorisme.
Oleh karena itu, kerangka psikologi gestalt tidak sejalan dengan
perkembangan-perkembangan di Amerika.
Tokoh dan pemikiran Psikologi Gestalt
·
Max Wertheimer (1880-1943)
Belajar pada Kuelpe, seorang tokoh aliran Wuerzburg. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang
akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of
Frankfurt bersama-sama dnegan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi
asisten di sana. Konsep pentingnya: phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian gerakan yang
dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian
memungkinkan manusia melakukan interpretasi).
Dengan konsep ini, Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari
sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali
bukan proses fisik, tetapi proses mental. Dengan pernyataan ini ia menentang
pendapat Wundt yang menunjuk pada proses fisik sebagai penjelasan phi
phenomenon.
·
Kurt Lewin (1890-1947)
Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology dari Kurt
Lewin. Lewin adalah salah seorang ahli yang sangat kuat menganjurkan pemahaman
tentang lapangan psikologis seseorang. Lewin lahir di Jerman, lulus Ph.D dari
University of Berlin dalam bidang psikologi tahun 1914. Ia banyak terlibat
dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Koehler dan mengambil konsep psychological
field juga dari Gestalt. Pada saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan
Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat. Ia menjadi professor di
Cornell University dan menjadi Director of the Research Center for Group
Dynamics di Massacusetts Institute of Technology (MIT) hingga akhir
hayatnya di usia 56 tahun. Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu
lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis
ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan
perilaku individu (B=f L). Tugas utama psikologi adlaah meramalkan perilaku
individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan
psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian
memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahamis ebagai sebuah hambatan individu
untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion.
Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan
mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi
ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension).
Perilaku individu akan segera tertuju untuk meredakan ketegangan ini dan
mengembalikan keseimbangan. Apabila individu menghadapi suatu obyek, maka
bagaimana valensi dari nilai tersebut bagi si individu akan menentukan gerakan
individu. Pada umumnnya individu akan mendekati obyek yang bervalensi positif
dan menjauhi obyek yang bervalensi negatif. Dalam usahanya mendekati obyek
bervalensi positif, sangat mungkin ada hambatan. Hambatan ini mungkin sekali
menjadi obyek yang bervalensi negatif bagi individu. Arah individu
mendekati/menjauhi tujuan disebut vektor. Vektor juga memiliki kekuatan dan
titik awal berangkat. Dengan konsep vektor, daya, dan valensi ini Lewin
menjelaskan teorinya mengenai tiga jenis konflik (approach-approach,
approach-avoidance, dan avoidance-avoidance). Aplikasi teori Lewin
banyak dilakukan dalam konteks dinamika kelompok. Dasar berpikirnya adalah
kelompok dianalogikan dengan individu. Maka perilaku kelompok menjadi fungsi
dari lingkungan, dimana salah satu faktornya adalah para anggota kelompok dan
hubungan interpersonal mereka. Apabila hubungan ini bervalensi negatif, maka
perilaku anggota akan menjauhinya dan dengan demikian tujuan kelompok semakin
tidak tercapai. Sebaliknya, hubungan yang baik akan membuat anggota saling
mendekati sehingga memungkinkan kerjasama yang lebih baik dalam mencapai tujuan
kelompok.
Kritik untuk teori Lewin berfokus pada konstruk-konstruknya yang dianggap
hipotetis dan sulit dikongkritkan dalam situasi eksperimental. Implikasinya
adalah penjelasan Lewin sulit sampai pada level explanatory dan sifatnya
deskriptif.
·
Prinsip Teori-Teori Gestalt
Prinsip-prinsip teori
gestalt adalah:
1. Interaksi antara
individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap
perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia
sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan
fungsi bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini
mempengaruhi makna yang dibentuk.
2. Prinsip-prinsip
pengorganisasian:
·
Principle of Proximity: Organisasi
berdasarkan kedekatan elemen
·
Principle of Similarity: Organisasi berdasarkan
kesamaan elemen
·
Principle of Objective Set: Organisasi
berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya
·
Principle of Continuity: Organisasi
berdasarkan kesinambungan pola
·
Principle of Closure/ Principle of Good Form: Organisasi berdasarkan
“bentuk yang sempurna”
·
Principle of Figure and Ground: Organisasi
berdasarkan persepsi terhadap bentuk yang lebih menonjol dan dianggap sebagai
“figure”. Dimensi penting dalam persepsi figur dan obyek adalah hubungan antara
bagian dan figure, bukan karakteristik dari bagian itu sendiri. Meskipun aspek
bagian berubah, asalkan hubungan bagian-figure tetap, persepsi akan tetap.
Contoh : perubahan nada tidak akan merubah persepsi tentang melodi.
·
Principle of Isomorphism: Organisasi
berdasarkan konteks.
Aplikasi dan Implikasi Teori Gestalt
1. Belajar
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses
belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar
terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.
Beberapa prinsip
belajar yang penting, antara lain:
A. Manusia bereaksi
dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi
juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya.
B. Belajar adalah
penyesuaian diri dengan lingkungan.
C. Manusia berkembang
sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala
aspek-aspeknya.
D. Belajar adalah
perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
E. Belajar hanya
berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
F. Tidak mungkin ada
belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang
mengerakan seluruh organisme.
G. Belajar akan
berhasil kalau ada tujuan.
H. Belajar merupakan
suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
Belajar sangat
menguntungkan untuk kegiatan memecahakan masalah. Hal ini nampaknya juga
relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu pengamatan.
Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan
lengkap. Kemudian bagaiman seseorang itu dapat memecahknan masalah mrnurut J.
Dewey ada 5 upaya pemecahannya yakni:
1. Realisasi adanya
masalah. Jadi harus memehami apa masalahnya dan juga harus dapat
merumuskan
2. Mengajukan hipotesa,
sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan masalah.
3. Mengumpulkan data
atau informasi, dengan bacaan atau sumber-sumber lain.
4. Menilai dan
mencobakan usah pembuktian hipotesa dengan keterangan-keterangan yang
diperoleh.
5. Mengambil
kesimpulan, membuat laporan atau membuat sesuatu dengan Shasil pemecahan soal
itu.
2. Insight
Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses
pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight,
individu mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses
trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar,
ditemukan oleh Koehler dalam eksperimen yang sistematis.
3. Memory
Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan
berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan
prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form
seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena
ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor. Pandangan Gestalt
cukup luas diakui di Jerman namun tidak lama exist di Jerman karena mulai didesak
oleh pengaruh kekuasaan Hitler yang berwawasan sempit mengenai keilmuan. Para
tokoh Gestalt banyak yang melarikan diri ke AS dan berusaha mengembangkan
idenya di sana. Namun hal ini idak mudah dilakukan karena pada saat itu di AS
didominasi oleh pandangan behaviorisme. Akibatnya psikologi gestalt diakui
sebagai sebuah aliran psikologi namun pengaruhnya tidak sekuat behaviorisme.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang patut dicatat sebagai implikasi
dari aliran Gestalt.
Implikasi Gestalt:
·
Pendekatan fenomenologis menjadi salah satu pendekatan yang
eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan
bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini
dihindari karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan
empirisnya.
·
Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme dengan
menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher
mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan menjadi lapangan
kognitif dimana proses-proses mental seperti persepsi, insight,dan problem
solving beroperasi. Tokoh : Tolman dan Koehler.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Suryabrata, Sumardi. 2011.Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
·
http://www.psychologymania.com/2011/09/Psikologi
gestait.html