Kamis, 12 Desember 2013

        Pagi itu sangat mendung, langit di kota DKI Jakarta berubah menjadi gelap. Kakinya yang mungil mulai melangkah keluar menuju gerbang sekolah. Tubuhnya menggigil dan bibirnya terlihat pucat. Setengah perjalanan menuju rumah, tiba-tiba hujan deras pun turun membasahi tubuh Bella. Bella berusaha bertahan di salah satu halte biasa tempat ia menunggu bis datang. Tak ada satu orang pun yang tampak disana, Bella pun mulai tak tenang. Beberapa menit kemudian ada seorang pemuda yang berparas tampan datang. Bella mulai resah dan menoleh ke arah pemuda tampan itu. Tanpa tersadari oleh Bella, tiba-tiba pemuda tampan itu menyapanya dengan tenang.
      “Selamat Sore Mbak! Ada yang salah dengan penampilan saya?” Tanya pemuda tampan itu.
       Bella hanya mengeleng-gelengkan kepalanya kebingungan dengan pertanyaan aneh yang diajukan oleh pemuda tampan itu.
       “Loh, Mbak kenapa diam, ada yang aneh dengan saya?” Mengulangi pertanyaan sebelumnya.
      “Eh, iya maaf mas! Tak ada yang salah dengan penampilan anda.” Jawab bella dengan malu.
      Beberapa jam telah berlalu, hujan pun turun semakin deras, yang tampak terlihat hanya Bella dan pemuda tampan itu. Tak ada percakapan yang serius, hanya terlihat saling memandang teka-teki satu sama lain.
     “Mau pulang Mbak!” Tanya pemuda tampan yang memecahkan keheningan.
     “Iya Mas, Mas juga ya, ke arah mana?” Jawab Bella dengan tenang.
     “Iya Mbak, Saya ke arah Lebak Bulus, kalau Mbak sendiri?” Jawab pemuda itu.
     “Oh gitu, Kalo saya ke arah Depok Mas, wah berarti kita tak searah ya Mas.” Jawab bella sambi tertawa kecil.
     “Hehehe....  Eh iya Mbak saya duluan ya.” Jawab pemuda tampan itu.
     “Hati-hati ya Mas.”Sahut Bella.
     “Sama-sama... semoga berjumpa lagi.” Sambung pemuda itu dengan senyuman.
Setelah bis yang ditumpangi oleh pemuda itu datang dan pemuda tersebut pergi, yang terlihat hanya Bella yang setia menunggu bis jurusan Depok. Setelah 4 jam berlalu akhirnya bis yang ditunggu Bella pun datang. dan Bella pun langsung bergegas masuk ke dalam  bis yang ditumpanginya.
*****
        Keesokan harinya, Pagi-pagi Bella rapi dengan pakaian sekolahnya, ia sudah siap berangkat ke sekolah, namun ada yang berbeda dengan Bella, Bella membawa si putih kesayangannya. Si putih adalah matic kesayangan Bella yang dibelikan oleh ayahnya sebagai hadiah prestasi yang diperoleh di sekolahnya. Dan Bella pun berangkat sekolah dengan semanagtnya.
     Ngeeeeeenggggggg.......................!!!!!!!   
      Dari kejahuan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Bella segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat merayap, sehinnga lampu merah biasanya cukup lama menyala. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti menjadi warna kuning. Hati bella berubah menjadi resah dan berdebar-debar sangat kuat  berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Bella bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja.
     “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak.” Pikirnya terus melaju.
     Priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitt...!!!!!!!
     Di seberang jalan seorang polisi muda tampan melambaikan tangan memintanya berhenti. Bella menepikan dalam hati. “Dari kaca spion ia melihat pemuda tampan seperti mengingat kembali wajah itu, baginya tak terlalu asing, tapi dimana ia pernah bertemu?” Gumam Bella.
     Mendadak kaki Bella mengerem maticnya, ia melihat banyak polisi lalu lintas berbaris di depan yang sedang bertugas. Jantungnya berdegup kencang, tidak mungkin ia mundur atau memutar arah balik.
    “Mati deh gue ada pemeriksaan.” Gumamnya dalam hati saat polisi muda menyetopi motornya dan memberi hormat di sampingnya.
    “Selamat Siang Mbak! Mohon maaf mengganggu kenyamanan perjalanan Anda. Bisa tunjukkan kelengkapan surat-suratnya?” polisi muda berparas tampan itu tersenyum melihat wajah cantik Bella.
   “Bertahun-tahun saya lewat sini tumben hari ini ada pemeriksaan.” Ujar Bella mengeluh. Ia memperhatikan polisi muda tampan yang sekarang berada di hadapannya.
  “Kamu Pemuda yang kemarin sore menunggu bis itu kan? Sekarang ketemu lagi, kamu mau tilang saya? Ya ampun kamu bener-bener bawa bencana! Gue telat nih ke Sekolahnya!” Ucap Bella bernada keras.
 “Maaf, kalau mau kenalan atau lebih dekat dengan saya nanti setelah jam kerja. Sekarang tunjukkan surat-suratnya!”Minta Polisi muda tampan itu sambil tersenyum menggoda Bella.
     Bella mengeluarkan semua surat-surat kecuali SIM karena ia belum punya.
    “Mbak kalau tidak punya SIM jangan mengemudi, ini sangat berbahaya!” Ucap polisi muda tampan itu.
Bella tidak berkomentar karena ia salah tidak menaati peraturan lalu lintas, akan tetapi satu hal yang ia tidak habis pikir, mengapa harus polisi tampan itu yang menilangnya?.
*****
     Hari demi hari berlalu tidak membuat Bella jera karena sering ditilang. Ia dengansesuka hati tanpa menaati peraturan lalu lintas yang ada. Akhir-akhir ini  ada sesuatu yang berbeda, ia selalu memikirkan polisi tampan itu. Hampir tiga bulan ia tidak terkena tilang.
     Bella melihat ke kaca spion motor maticnya. Seorang polisi berlari megejarnya. “Oiya! Lupa pakai helm.” Teriak Bella sambil memegang kepalanya dengan tangan kiri. Ia langsung mempercepat laju motornya.
      “Aneh, hari ini polisinya lain yang mau tilang gue.” Pikir Bella.
      “Gubraaaaak.... “bunyi seseorang yang jatuh dan bersimpah darah di depan motornya.  
       Bella langsung mematikan mesin motornya dan melihat sosok yang baru saja ia tabrak. Ia mengambil dompet pria itu untuk melihat identitasnya. “Muhammad Hasan!” teriak Bella mengetahui orang yang ia tabrak adalah polisi tampan yang ia temui kemarin di halte. Orang-orang yang melihatnya langsung membantu Bella membawa Hasan ke rumah sakit terdekat.
        Ia menangis dan penuh penyesalan, kini orang yang ia suka terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit. Andai saja ia mendengarkan nasihatmu Hasan untuk menaati peraturan lalu lintas pasti semua ini tidak akan pernah terjadi.
        “Hasan.. .bangun, buka matamu!” Aku janji akan mendengarkan semua nasihatmu. Aaaaaku....aku..aku..suka sama kamu Hasan.” Air mata Bella terus menetes di pipi Hasan.
         Air  mata itu membangunkan Hasan yang sempat tidak sadarkan diri. Hasan tidak menyangka kalau Bella yang ia tau cuek diam-diam menaru hati dengannya.
       “Kalau tadi yang kamu katakan benar, aku rela ditabrak berkali-kali.”Ucap Hasan menatap Bella.
       “Aku janji akan menaati peraturan lalu lintas mas Hasan polisi lalu lintasyang baik dan tampan.”Ucap Bella penuh kebahagian.
       “Maaf Mbak, kena tilang!” Ujar Hasan sambil mengeluarkan kartu berbentuk hati.
       “Memangnya aku melanggar peraturan yang mana?”Tanya Hasan heran.
       “Mbak ditilang karena melanggar peraturan sudah mencintai saya.” Jawab Hasan sambil menggoda Bella.
       Mereka berdua tertawa lepas di keheningan suasana rumah sakit. Setiap kejadian sesulit apapun pasti dibalik itu semuanya mempunyai hikmah dan kebaikannya masing-masing.


-THEEND-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar